Andalan yang Dihancurkan Tuhan
Pada salah satu khotbah dalam ibadah Minggu, Pendeta kami mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa kita diijinkan mengalami pergumulan adalah: Tuhan ingin menghancurkan andalan kita, sehingga kita hanya bergantung kepadaNya saja.
Memikirkan kembali khotbah tersebut, saya jadi teringat kepada perjalanan hidup Yusuf--anak kesayangan Yakub. Saya melihat, Tuhan melakukan hal yang sama kepadanya: mengijinkan penderitaan dan pergumulan datang supaya Yusuf bergantung mutlak kepada Tuhan saja, dan tidak mengandalkan apapun juga.
Apa saja yang selama ini menjadi andalan Yusuf?
Yusuf adalah anak emas Yakub (Kejadian 37:1-36), dia mendapat perlakuan yang sangat istimewa bila dibandingkan dengan ke-11 saudaranya yang lain. Selama Yusuf berada di dalam perlindungan Yakub, tak ada satupun orang yang bisa menyentuhnya. Maka, Tuhan mengijinkan Yusuf untuk dipisahkan dari ayahnya. Saudara-saudaranya mulai iri hati, dan akhirnya menjualnya menjadi budak. Yusuf kehilangan andalannya yang pertama: perlindungan ayahnya.
Di Mesir, Yusuf bekerja sebagai budak di rumah Potifar. Ia adalah seorang yang rajin dan Tuhan memberkati pekerjaannya, sehingga karirnya terus menanjak, sampai akhirnya ia menjadi kepala rumah tangga di kediaman Potifar. Semua kekuasaan di rumah tangga itu diserahkan kepada Yusuf.
Mungkin, Yusuf mulai merasa nyaman dengan prestasinya; maka Tuhan mengijinkan sebuah persoalan menimpanya. Ia difitnah oleh istri Potifar, sehingga akhirnya ia dilemparkan ke dalam penjara (Kejadian 39:1-23). Yusuf kehilangan andalannya yang kedua: prestasi kerja.
Di dalam penjara, Yusuf bertemu Juru Makanan dan Juru Minuman yang dituduh mencoba membunuh Firaun. Yusuf menafsirkan mimpi mereka. Dan ia titip pesan kepada Juru Minuman, supaya kalau nanti dia sudah dibebaskan oleh Firaun, dia mengadukan kasus Yusuf kepada Firaun sebagai balas jasa. Tafsiran mimpi Yusuf menjadi kenyataan. Juru Minuman dibebaskan.
Namun, setelah bebas, Juru Minuman lupa kepada Yusuf. Mungkin hari demi hari, Yusuf menunggu berita darinya--dan tak pernah ada kabar apapun. Tuhan mengijinkan Yusuf untuk kecewa, Ia mengambil andalannya yang ketiga: jasa baik kepada orang lain.
Dua tahun penuh berlalu semenjak Juru Minuman itu dibebaskan, Firaun mendapat mimpi. Baru saat itulah sang Juru Minuman teringat kepada Yusuf. Mungkin saat itu, Yusuf sudah melepaskan semua harapannya untuk bebas dari penjara.
Ketika Yusuf sudah kehilangan semua bisa menjadi andalannya, ketika Yusuf sudah tidak punya pengharapan dan tempat bergantung lagi kecuali kepada Tuhan, saat itulah Tuhan menyatakan diri. Dalam waktu 1 malam, Yusuf diangkat statusnya dari seorang narapidana menjadi seorang Perdana Menteri.
Terlalu mudah bagi Tuhan untuk melepaskan kita dari masalah kiti. Terlalu gampang bagiNya untuk memberikan apa yang kita inginkan. Namun, bagi Tuhan, yang paling penting adalah: perubahan karakter kita, supaya kita hanya mengandalkan Dia.
Ketika kita sudah putus asa, ketika kita sudah tidak tahu lagi kepada harus berlari minta tolong, ketika semua usaha kita sepertinya selalu menabrak tembok. Saat itu, kalau kita sadar untuk berpaling kepada Tuhan dan hanya bergantung kepadaNya; saat itulah kita akan melihat pernyataan kuasa dan kasihNya.
Memikirkan kembali khotbah tersebut, saya jadi teringat kepada perjalanan hidup Yusuf--anak kesayangan Yakub. Saya melihat, Tuhan melakukan hal yang sama kepadanya: mengijinkan penderitaan dan pergumulan datang supaya Yusuf bergantung mutlak kepada Tuhan saja, dan tidak mengandalkan apapun juga.
Apa saja yang selama ini menjadi andalan Yusuf?
Yusuf adalah anak emas Yakub (Kejadian 37:1-36), dia mendapat perlakuan yang sangat istimewa bila dibandingkan dengan ke-11 saudaranya yang lain. Selama Yusuf berada di dalam perlindungan Yakub, tak ada satupun orang yang bisa menyentuhnya. Maka, Tuhan mengijinkan Yusuf untuk dipisahkan dari ayahnya. Saudara-saudaranya mulai iri hati, dan akhirnya menjualnya menjadi budak. Yusuf kehilangan andalannya yang pertama: perlindungan ayahnya.
Di Mesir, Yusuf bekerja sebagai budak di rumah Potifar. Ia adalah seorang yang rajin dan Tuhan memberkati pekerjaannya, sehingga karirnya terus menanjak, sampai akhirnya ia menjadi kepala rumah tangga di kediaman Potifar. Semua kekuasaan di rumah tangga itu diserahkan kepada Yusuf.
Mungkin, Yusuf mulai merasa nyaman dengan prestasinya; maka Tuhan mengijinkan sebuah persoalan menimpanya. Ia difitnah oleh istri Potifar, sehingga akhirnya ia dilemparkan ke dalam penjara (Kejadian 39:1-23). Yusuf kehilangan andalannya yang kedua: prestasi kerja.
Di dalam penjara, Yusuf bertemu Juru Makanan dan Juru Minuman yang dituduh mencoba membunuh Firaun. Yusuf menafsirkan mimpi mereka. Dan ia titip pesan kepada Juru Minuman, supaya kalau nanti dia sudah dibebaskan oleh Firaun, dia mengadukan kasus Yusuf kepada Firaun sebagai balas jasa. Tafsiran mimpi Yusuf menjadi kenyataan. Juru Minuman dibebaskan.
Namun, setelah bebas, Juru Minuman lupa kepada Yusuf. Mungkin hari demi hari, Yusuf menunggu berita darinya--dan tak pernah ada kabar apapun. Tuhan mengijinkan Yusuf untuk kecewa, Ia mengambil andalannya yang ketiga: jasa baik kepada orang lain.
Dua tahun penuh berlalu semenjak Juru Minuman itu dibebaskan, Firaun mendapat mimpi. Baru saat itulah sang Juru Minuman teringat kepada Yusuf. Mungkin saat itu, Yusuf sudah melepaskan semua harapannya untuk bebas dari penjara.
Ketika Yusuf sudah kehilangan semua bisa menjadi andalannya, ketika Yusuf sudah tidak punya pengharapan dan tempat bergantung lagi kecuali kepada Tuhan, saat itulah Tuhan menyatakan diri. Dalam waktu 1 malam, Yusuf diangkat statusnya dari seorang narapidana menjadi seorang Perdana Menteri.
Terlalu mudah bagi Tuhan untuk melepaskan kita dari masalah kiti. Terlalu gampang bagiNya untuk memberikan apa yang kita inginkan. Namun, bagi Tuhan, yang paling penting adalah: perubahan karakter kita, supaya kita hanya mengandalkan Dia.
Ketika kita sudah putus asa, ketika kita sudah tidak tahu lagi kepada harus berlari minta tolong, ketika semua usaha kita sepertinya selalu menabrak tembok. Saat itu, kalau kita sadar untuk berpaling kepada Tuhan dan hanya bergantung kepadaNya; saat itulah kita akan melihat pernyataan kuasa dan kasihNya.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home